Ikrar Nusa Bhakti

Archive for October 2008

Suatu pagi seorang teman di LIPI bertanya pada saya melalui pesan singkat (SMS), apa benar anda seorang nasionalis tulen, kriterianya apa? Saya jawab, “saya tak pernah menyatakan itu, tapi memang mau nulis soal nasionalisme.” Teman itu menyambung, “Bung Karno adalah seorang nasionalis tulen, setiap hari suka pakai peci!”.

Bukan karena peci Bung Karno disebut nasionalis tulen, tapi sejarah sepak terjang politiknya untuk mendirikan Negara Kebangsaan Indonesia menjadikan Bung Karno menjadi bapak bangsa dan nasionalis tulen. Demi mencegah pertumpahan darah pasca peristiwa 1 Oktober 1965, beliau bersedia turun tahta. diteruskan membaca

Partai Golkar tampaknya di ambang perpecahan internal. Setelah ribut soal daftar calon anggota legislatif yang sebagian berbau nepotisme dan ditentang sebagian generasi muda, kini partai beringin diembus isu baru soal nominasi capres dan cawapres.

Menjelang Lebaran, Ketua Umum Partai Golkar yang kebetulan menjabat Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK), menyatakan akan maju kembali menjadi cawapres pada Pilpres 2009, mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono yang diusung Partai Demokrat. Sepuluh hari setelah pernyataan itu, tokoh pendiri Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Soksi), Suhardiman, mencalonkan Sultan Hamengku Buwono X sebagai capres. diteruskan membaca

RONTOKNYA beberapa lembaga keuangan besar di Amerika Serikat (AS) telah berdampak pada perekonomian dunia. Harga saham di berbagai negara anjlok secara drastis.

Upaya pemerintah AS mendapatkan persetujuan Kongres memberi dana USD700 miliar membawa sedikit nafas lega. Namun ini akan menambah defisit anggaran pemerintah AS 2008 dan 2009.

Persoalan negara Adidaya yang selama ini menjadi kekuatan hegemon tunggal di dunia, menjadi perbincangan hangat di berbagai negara. Di sela-sela seminar terbatas mengenai Bilateralism Versus Multilateralism in Southeast Asia di Malaysia (3-5/10), para peserta seminar tak urung membicarakan persoalan itu. Para pakar politik dan hubungan internasional dari berbagai negara mengakui mendapat pelajaran berharga dari krisis ekonomi AS. diteruskan membaca